Salira TV

Jembatan BUNTUNG KARANGRESIK

SALIRA TV KOTA TASIKMALAYA – Sekilas nama jembatan itu sudah tidak asing lagi. Khususnya bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. Tiang Jembatan yang jadi batas antara Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis ini masih berdiri tegak di atas sungai Citanduy.selasa 03/01/2023

Siapa sangka Tiang jembatan Karangresik tersebut adalah saksi bisu pertempuran sengit Tujuh Puluh Enam taun Silam. Saat Agresi Militer Belanda 1 yang pecah 7 Agustus 1947. Rakyat dan tentara waktu itu dengan gagah menghadang pasukan kolonial yang bermaksud menguasai kembali Priangan Timur dan Tasikmalaya.

Rekaman kejadian dari cerita sang Bapak seorang pejuang, ingatan cerita sejarah itu masih melekat jelas di benak (Abah Idi Suhara). Abah Idi adalah Putra dari alm Veteran Pejuang Republik Indonesia. pelaku sejarah pertempuran heroik Karangresik, Entoy Hatori yang meninggal tahun 2006 lalu.

Dari cerita bapak alm mengisahkan tentara dan rakyat yang bertempur di Karangresik pada waktu itu hanya berbekal keberanian. Mereka turun ke Sungai Citanduy dan memasang bom di atas jembatan. Mereka melakukan penghadangan terhadap Penjajah Belanda yang hendak masuk ke Tasikmalaya melalui Ciamis.

“Para pejuang menyelam dengan hanya dibantu pernapasan dari batang daun pepaya saja untuk melakukan penyergapan. Termasuk Bapak Saya.

Saat Belanda datang, pertempuran malam itu pecah pertempuran tersebut berlangsung selama 6 jam. Ada banyak pasukan Belanda yang tewas kurang lebih sekitar 300 orang. Tak sedikit pula dari pejuang dan rakyat Tasikmalaya yang meregang nyawa. Beruntung bagi Bapak selamat dari pertempuran itu.

“Alhamdulillah Bapak saya selamat. Mereka sangat berani dan tidak peduli meski harus berada pada pilihan hidup atau mati, karena para pejuang tidak sudi lagi Belanda menginjakan kakinya di tanah Nusantara.

Selain korban jiwa yang sangat banyak, Jembatan Karangresik pun rubuh. Pasukan Belanda dipukul mundur hingga ke kawasan Sindangkasih Ciamis dan kembali mendapat gempuran dari pasukan pejuang disana. Pagi harinya, pasca para pejuang meninggalkan arena pertempuran menyusuri sungai citandui ke arah barat sampai di daerah Tonjong Cigeureng, Belanda membombardir kawasan tersebut dengan pesawat dan bom.

Akhirnya terbentuklah Tugu Perjuangan yang diresmikan langsung oleh Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Himawan Soesanto pada 5 Oktober 1973, untuk mengenang kejadian heroik 1947 dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.Pungkas abah idi. (HH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *