SALIRA TV KOTA TASIKMALAYA – Dunia pendidikan di Kota Tasikmalaya memasuki babak baru yang penuh harapan. Pada Konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya yang digelar di Hotel Horison pada Sabtu, 31 Mei 2025, H. Cecep Susilawan, S.Pd., M.M. secara resmi terpilih sebagai Ketua PGRI Kota Tasikmalaya untuk masa bakti 2025–2030. Acara tersebut berlangsung meriah dan penuh semangat kolaboratif, disaksikan oleh ratusan pendidik dari berbagai jenjang pendidikan.
Dalam pidato perdananya, H. Cecep menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta yang turut menyukseskan konferensi. Ia menyebut bahwa keterlibatan aktif para guru menjadi energi penting dalam menyongsong arah baru kepemimpinan organisasi.
“Kehadiran dan kontribusi rekan-rekan guru hari ini adalah fondasi awal yang kuat untuk lima tahun ke depan. Semangat ini akan menjadi pijakan kita dalam membangun PGRI yang lebih baik,” ujarnya yang disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.
Menjunjung Visi Transformasi PGRI: Profesional, Bermartabat, dan Terlindungi
H. Cecep tidak datang tanpa arah yang jelas. Ia membawa visi transformasi PGRI menjadi organisasi profesi yang profesional, dinamis, bermartabat, sejahtera, dan terlindungi. Ia berkomitmen menciptakan ruang yang lebih kondusif dan produktif bagi guru dalam menjalankan tugas dan meningkatkan kapasitas.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini dinilai penting untuk mendorong kebijakan dan program prioritas yang berpihak pada peningkatan mutu pendidikan.
“Kami siap bersinergi dengan pemerintah daerah agar arah pembangunan pendidikan selaras dan tepat sasaran. Dukungan dari semua elemen menjadi kunci keberhasilan gerakan bersama ini,” tutur Cecep dengan penuh keyakinan.
Rekonsiliasi Pasca-Pemilihan dan Urgensi Perlindungan Guru
Menariknya, H. Cecep juga menyerukan rekonsiliasi internal pasca-konferensi, yang sebelumnya sempat berlangsung dinamis. Ia mengajak seluruh elemen dalam organisasi untuk menatap ke depan dengan semangat kebersamaan.
“Momentum ini harus kita gunakan untuk merajut kembali harmoni. Jangan sampai ada residu perpecahan. Tanggung jawab ini adalah milik bersama,” ujarnya menekankan pentingnya persatuan.
Lebih jauh, ia mengangkat isu perlindungan hukum bagi guru sebagai prioritas utama. H. Cecep menyayangkan belum adanya regulasi yang secara spesifik menjamin keamanan dan kenyamanan guru dalam menjalankan tugas.
“Saat ini masih belum tersedia payung hukum yang kuat dan tegas untuk melindungi guru secara menyeluruh. Ini menjadi PR bersama untuk kita dorong ke tingkat legislatif,” tegasnya.
Kepemimpinan baru H. Cecep Susilawan diharapkan menjadi motor penggerak perubahan yang berpihak pada peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan para pendidik di Kota Tasikmalaya. Optimisme tinggi pun menyelimuti jajaran guru yang hadir, menantikan langkah konkret di bawah nakhoda baru.
Heri Heryanto












