DARI REDAKSI
SALIRA TV MEMBUKA KERJA SAMA KONTRIBUTOR BERITA ADVERTORIAL – PELUANG MENJADI WARTAWAN FREELANCE “MEREKAM INDONESIA”. UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, HUBUNGI WHATSAPP CENTER SALIRA TV DI 0838-9640-3437.

Bos Durian Kujang Tebar Kepedulian: Empat Warga Ciamis Dapat Bantuan Langsung dari H. Wahyu

Salira TV — Merekam Indonesia

🇮🇩 Indonesia punya banyak cerita.
Dan di Salira TV, kami berkomitmen untuk terus Merekam Indonesia — menghadirkan suara masyarakat dari seluruh penjuru negeri.

🎥 Dukung semangat ini dengan berpartisipasi melalui Saweria.
📱 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami melalui WhatsApp 0838-9640-3437.

❤️ Dukungan Anda adalah tenaga bagi kami untuk terus menyuarakan kebenaran — dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.

SALIRA TV | KABUPATEN CIAMIS, 5 Juli 2025

Wujud kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan oleh H. Wahyu, pengusaha durian ternama asal Ciamis yang lebih dikenal sebagai Bos Durian Kujang. Dalam aksi sosialnya kali ini, H. Wahyu mengunjungi empat rumah warga kurang mampu di Kabupaten Ciamis yang berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Aksi tersebut turut didampingi oleh Kepala Dusun Cikoneng, Urip.

Menelusuri Jejak Kepedulian di Dusun Tangkil

Langkah pertama H. Wahyu dimulai dari Dusun Tangkil, RT 17 RW 07, Desa Panaragan, Kecamatan Cikoneng. Ia menyambangi rumah Mak Atikah, seorang warga lanjut usia yang tinggal di bangunan yang hampir roboh. Rumah sederhana itu jauh dari kata layak dan mengundang keprihatinan mendalam dari H. Wahyu.

“Miris sekali melihat kondisi seperti ini masih terjadi di desa kita. Ini bukti bahwa perhatian kita harus terus menyentuh akar rumput,” ujarnya dengan nada prihatin.

Tak berselang lama, kunjungan dilanjutkan ke kediaman Mak Anah di lingkungan yang sama. Keadaannya tak kalah menyedihkan. Dinding kayu yang lapuk dan atap yang nyaris runtuh menjadi saksi bisu kerasnya kehidupan warga setempat. Sebagai bentuk kepedulian, masing-masing menerima bantuan berupa 10 kilogram beras serta uang tunai sebesar Rp100.000.

Potret Ironi Seorang Guru Madrasah di Sindangkasih

Perjalanan sosial H. Wahyu berlanjut ke Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih. Di Kampung Walahir, ia bertemu Asep, seorang guru madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) yang mengabdikan diri dengan penghasilan sangat minim—hanya Rp100.000 per bulan.

Tak hanya berjuang mencerdaskan generasi muda, Asep juga harus menghadapi kenyataan pahit rumah tinggalnya yang rapuh dan tak layak huni. Selama dua tahun terakhir, ia belum pernah menerima bantuan apapun untuk perbaikan rumah. Demi mencukupi kebutuhan, Asep bekerja serabutan di sela-sela mengajar, sementara istrinya menjadi guru mengaji.

Kisah Asep menyentuh hati H. Wahyu. “Ini bukan sekadar bantuan materi, ini tentang membangun empati dan penghargaan terhadap para pendidik yang hidup dalam kesederhanaan,” ucapnya.

Lansia Tua di Ujung Pengharapan

Masih di Kampung Walahir, rombongan juga mengunjungi Dayat, seorang lansia yang tinggal seorang diri dalam kondisi yang sangat terbatas. Di usia senja, Dayat hidup tanpa kepastian dan amat membutuhkan uluran tangan.

H. Wahyu menyampaikan komitmennya untuk tidak berhenti membantu sesama, terutama warga yang selama ini luput dari perhatian. “Saya berharap kegiatan seperti ini menjadi pemantik bagi pihak lain untuk peduli,” tuturnya.

Harapan yang Menyala dari Empati Sosial

Keempat warga yang dikunjungi masing-masing menerima bantuan beras dan uang tunai. Meski jumlahnya sederhana, namun kehadiran dan empati langsung dari sosok publik seperti H. Wahyu memberikan arti tersendiri bagi mereka yang membutuhkan.

Aksi sosial ini menjadi gambaran nyata bahwa kepedulian tidak harus menunggu kaya raya. Dengan hati yang tulus dan kemauan untuk berbagi, setiap orang dapat menjadi harapan bagi sesamanya.

Heri Heryanto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!