SALIRA TV | KAB. CIAMIS – Di tengah dinamika sosial masyarakat pedesaan, Desa Panyingkiran di Kabupaten Ciamis mencatatkan sebuah kisah inspiratif dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kampung Zakat desa tersebut, yang dipimpin oleh Ismail Hamisi, secara konsisten berhasil menghimpun dana ZIS hingga mencapai Rp 22 juta setiap bulan.
Pencapaian luar biasa ini diungkapkan langsung oleh Ismail pada Senin, 21 Juli 2025, dalam keterangannya kepada awak media di Kantor BAZNAS Kabupaten Ciamis.
“Alhamdulillah, ini hasil dari kesadaran dan komitmen masyarakat Panyingkiran. Dana ZIS yang dikumpulkan secara rutin setiap bulan ini adalah bentuk nyata partisipasi mereka,” ujar Ismail dengan nada optimis.
Sistematis dan Transparan: Kunci Keberhasilan
Keberlanjutan pengumpulan dana dalam jumlah besar tersebut tidak terjadi secara kebetulan. UPZ Kampung Zakat Desa Panyingkiran mengadopsi sistem pengumpulan yang terstruktur dan akuntabel. Proses dimulai dengan rekapitulasi oleh para ketua RT dan RW dari tiga dusun yang ada di desa tersebut.
“Kami menerima data dari seluruh 33 RT dan 8 RW yang mencakup 1.872 kepala keluarga. Semua dikompilasi secara teliti sebelum disetor ke BAZNAS,” jelas Ismail.
Menariknya, sebelum proses penyetoran dilakukan, tim UPZ melakukan pemisahan secara detail terhadap jenis-jenis uang yang terkumpul—mulai dari pecahan logam Rp 100 hingga uang kertas berbagai nominal.
“Kami sortir dulu: mana koin seratus, lima ratus, seribu, hingga uang kertas. Ini penting untuk pencatatan dan pelaporan yang rapi,” tambahnya.
Langkah ini mencerminkan tingkat ketelitian dan tanggung jawab moral dalam mengelola dana yang bersumber dari umat.
Menjadi Contoh bagi Wilayah Lain
Capaian UPZ Kampung Zakat Desa Panyingkiran menjadi bukti bahwa kesadaran berzakat yang tinggi, apabila dikelola secara profesional dan penuh integritas, dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Ismail berharap bahwa model pengelolaan zakat yang diterapkan di desanya bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ZIS di wilayah masing-masing.
Heri Heryanto













