SALIRA TV | KAB. CIAMIS – Sebuah momentum haru sekaligus inspiratif terjadi di Dusun Cantigi, RT 06 RW 14, Desa Kujang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, pada Jumat (25/07/2025). Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah tidak layak huni, akhirnya Mak Unamah menyaksikan langsung kediamannya dibongkar untuk kemudian dibangun kembali melalui program bantuan rumah layak huni (RTLH).
Proses pembongkaran rumah dilakukan dengan semangat kebersamaan yang luar biasa. Sejak pagi, warga dari tiga RT berbeda—yakni RT 05, RT 06, dan RT 07—turut ambil bagian. Tanpa perlu dikomando, mereka saling membantu, mengangkat, merobohkan, dan membersihkan puing-puing bangunan yang sudah rapuh dimakan usia. Keguyuban dan kehangatan terasa kental di lokasi. Suara canda tawa sesekali terdengar di sela-sela kerja keras mereka, mencerminkan kegembiraan dalam membantu sesama.
Yang membuat kegiatan ini semakin bermakna adalah kehadiran tokoh masyarakat setempat, H. Wahyu—yang akrab dijuluki “Bos Durian Kujang”. Sosok dermawan ini memang dikenal aktif dalam kegiatan sosial di daerah asalnya. Dukungan beliau, baik secara moril maupun materil, menjadi dorongan kuat bagi warga dan panitia pelaksana. Kepeduliannya menjadi simbol nyata bahwa semangat saling membantu masih tumbuh subur di tengah masyarakat.
Pembangunan kembali rumah Mak Unamah merupakan realisasi dari program RTLH yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis. Bantuan ini diberikan langsung atas inisiatif Bupati Ciamis, sebagai bentuk perhatian terhadap warga kurang mampu yang hidup dalam kondisi rumah tidak layak. Program ini bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menyediakan tempat tinggal yang aman, sehat, dan manusiawi.
Hadir pula dalam kegiatan ini sejumlah pejabat dan tokoh setempat, antara lain Kepala Desa Kujang, Babinsa, Kepala Dusun, Ketua LPM, serta para Ketua RT dan RW. Kehadiran mereka membuktikan komitmen kuat pemerintah desa dan aparat kewilayahan untuk mengawal program bantuan agar berjalan sesuai sasaran dan kebutuhan riil masyarakat.
Kisah Mak Unamah menjadi potret nyata bagaimana kolaborasi antara masyarakat, tokoh lokal, dan pemerintah mampu melahirkan perubahan. Lebih dari sekadar membangun rumah, kegiatan ini menjadi bukti bahwa gotong royong dan kepedulian sosial masih menjadi fondasi kuat kehidupan masyarakat pedesaan.
Diharapkan pembangunan rumah baru Mak Unamah dapat berjalan tanpa hambatan, sehingga beliau bisa segera menempati hunian yang lebih layak, aman, dan nyaman untuk menjalani hari tua dengan penuh ketenangan.
Heri Heryanto
