SALIRA TV | KAB. CIAMIS – Di balik predikat membanggakan sebagai salah satu daerah terbersih di Indonesia, Kabupaten Ciamis dihadapkan pada kenyataan pahit yang dialami sebagian warganya. Masyarakat RT 33 RW 12 Tugu, Desa Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, kini kebingungan menentukan lokasi pembuangan sampah mereka.
Kebijakan larangan membuang sampah ke aliran sungai, yang sejatinya merupakan langkah positif demi kelestarian lingkungan, rupanya menimbulkan tantangan baru. Tanpa adanya fasilitas pembuangan yang memadai, warga merasa serba salah dalam mengelola limbah rumah tangga.
Entin, seorang ibu rumah tangga setempat, mengungkapkan keresahannya. “Kami mendukung imbauan untuk tidak membuang sampah ke sungai, tetapi pertanyaannya, harus dibuang ke mana? Kalau ke Pasar Sindangkasih jaraknya jauh sekali,” tuturnya.
Ia menambahkan, masyarakat sebenarnya siap berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah. “Kalau desa menyediakan tempat sampah atau mengatur iuran, kami bersedia,” ujarnya.
Situasi ini menunjukkan adanya celah dalam sistem manajemen sampah di tingkat desa. Prestasi yang telah diraih Ciamis bisa terasa semu apabila permasalahan mendasar seperti ini masih membayangi kehidupan warga.
Perlu Langkah Nyata dan Terarah
Permasalahan tersebut tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah Desa Sukasenang bersama Pemerintah Kabupaten Ciamis perlu segera mencari solusi bersama. Beberapa opsi yang dapat dipertimbangkan antara lain:
- Mendirikan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lokasi strategis yang mudah dijangkau.
- Menerapkan iuran kebersihan yang dikelola desa untuk mendukung biaya operasional pengangkutan sampah.
- Mengadakan sosialisasi dan edukasi mengenai pemilahan sampah rumah tangga untuk mengurangi volume sampah yang dibuang.
Apabila langkah-langkah konkret ini tidak segera dilakukan, maka citra Ciamis sebagai kota terbersih bisa terancam. Kolaborasi pemerintah dan partisipasi aktif warga menjadi kunci dalam menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan pelaksanaan di lapangan.
Warga berharap, aspirasi mereka dapat didengar, dan kebingungan soal pengelolaan sampah segera mendapatkan jawaban nyata. Jangan sampai penghargaan hanya menjadi simbol tanpa makna, sementara masyarakat tetap berjuang menghadapi persoalan lingkungan di depan mata.
Tim Mawar Salira TV